Tak
usah meminta sebuah nama, apalagi memaksa.
Cukuplah
meminta yang terbaik untukmu.
Teringat sebuah pesan dari salah
seorang guru ketika saya masih berstatus single.
Beliau berpesan jangan maksa jodoh harus sama si A atau si B, belum tentu ia
yang terbaik untukmu. Kira – kira begitulah pesannya.
Tak dipungkiri, hati ini pernah
merasakan suka pada lelaki. Pesan yang membekas di hati, saya yakini untuk
meminta orang terbaik untuk saya.
Ternyata sekarang, saya
mendapatkan jodoh, seseorang yang tidak pernah terbersit dalam pikiran, untuk
menjadi jodoh saya. Rasanya luar biasa sekali, saya merasa lengkap bersanding
dengannya dan mudah-mudahan ia pun merasakan hal yang sama. Doakan agar
keluarga kami berkah.
Tersisip sebuah doa khusus ketika
saya berada dalam masa menentukan keputusan,
“Ya Allah, jika ia memang baik untukku, jika aku memang baik untuknya. Jika ia baik
untuk keluargaku, jika aku baik untuk keluarganya. Jika keluarganya baik untuk
keluargaku, jika keluargaku baik untuk keluarganya. Jika keluarga yang akan
kami bangun baik untuk agamamu, dekatkanlah ia, jadikan ia jodohku.” Allahu
a’lam.
Ketika tabir misteri jodoh belum
tersingkap atau belum siap engkau singkap, biarkanlah tabir itu tetap tertutup
rapih. Tak perlu engkau intip, tak perlu engkau terka. Tak perlu engkau pasang
sebuah nama untuk DP membuka tabir itu, apalagi kau ikat nama itu dengan lisan
“aku akan menunggumu”.